Jumat, 19 November 2010

OVER ACTING

Lama gak nulis rasanya koq kangen juga. Sebenernya banyak pemikiran yang pengen dituangkan dalam bentuk tulisan, tapi namanya mood nulis memang kadang susah diajak kompromi. Kadang ngalir begitu aja tulisan tanpa ada pemikiran yang bener-bener fresh. Kadang lagi banyak ide atau pemikiran malah gak mood buat nulis. Sekarang lagi pengen nulis lagi nih. Bahasannya tentang apa yaa enaknya.

Jadi inget beberapa waktu lalu saat lagi nungguin anak di TK duduk-duduk di ruangan bekas kantin sekolah TK. Seperti biasa bersama dengan ibu-ibu yang juga lagi nunggu anak-anaknya pulang, asyik ngerumpi ngobrol ngalor-ngidul kadang gak jelas, tapi terkadang juga informasi atau hal yang bisa jadi bahan pembelajaran tentang hidup dan kehidupan buatku pribadi, entah buat ibu-ibu yang lain apakah juga punya pemikiran yang sama denganku. Asal gak bergunjing kebablasan yang ujung-ujungnya bisa jadi ghibah atau fitnah.

Nah salah satu ibu itu cerita tentang temannya yang seorang istri bupati yang barusan dilantik. Dia menceritakan perubahan perilaku dari temannya itu yang jauh berubah sejak menjadi istri pejabat. Perilakunya menjadi berlebihan, over acting katanya. Seperti apa sih koq bisa dibilang over acting, ternyata si istri pejabat itu kalo pergi-pergi selalu ngajak asistennya (PNS laki-laki) yang disuruh membawakan HP si ibu pejabat yang lebih dari satu. Bahkan pernah temenku itu ketemu dengan istri pejabat saat sama-sama menghadiri suatu resepsi pernikahan temannya yang lain. Nah saat mau memberikan amplop sumbangan ke mempelai si istri pejabat itu menyodorkan tas tangannya ke asisten pribadinya minta diambilkan amplop yang sudah disiapkan di tas tangan yang masih dipegang oleh si istri pejabat. Duh..duh…duh…terheran-heran aku denger ceritanya. Koq bisa sampe segitunya yaa, memang berlebihan deh. Masa iya sih cumin ambil amplop di tas tangannya mesti minta bantu asisten. Ck..ck..ck…

Tapi saya sih percaya aja denger cerita temen saya itu, karena saya pernah nonton acara berita di salah satu stasiun TV lokal di kotaku yang memberitakan tentang kunjungan dan penyerahan bantuan ke satu desa oleh istri-istri pejabat daerahku. Di tayangan itu ibu-ibu pejabat yang dandan cantik-cantik tampak berjalan di desa menuju lokasi penyerahan bantuan. Ada hal yang saya rasa ganjil adalah ada satu asisten (laki-laki berseragam PNS) berjalan dibelakangnya sambil membawakan tas tangan yang jelas-jelas itu tas perempuan.

Akhirnya saya klop-kan dengan cerita teman saya tadi yang punya teman seorang istri pejabat yang punya kelakuan berlebihan. Saya jadi heran dengan tingkah beberapa istri pejabat yang kadang over acting seolah-olah sangat berkuasa dan slalu harus dilayani oleh asisten yang notabene sebenernya seorang jebolan STPDN yang bergengsi itu tapi bertugas seolah-olah seorang pembantu yang harus melayani sampai hal-hal sepele, misalnya membawakan tas tangan atau HP dari seorang istri pejabat.

Kalau dipikir-pikir, bukankah sebagai seorang pejabat itu mestinya banyak melayani masyarakat bukannya malah minta dilayani dengan berlebihan. Toh jabatan itu hanya titipan sementara dan bukan hal yang abadi. Lagian yang pejabat kan sang suami, istri hanya mendampingi walopun juga punya banyak peranan yang harus dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada warga masyarakat. Yaa itu, kadang si istri pejabat malah minta dilayani oleh para asisten lebih dari sang pejabatnya sendiri. Memang itu hanya sebagian oknum saja yang bertingkah seperti itu. Masih banyak pejabat dan istri pejabat yang gak over acting dalam berperilaku dan memandang jabatan yang disandangnya hanyalah titipan atau amanah yang harus dipertanggungjawabkan gak hanya di depan masyarakat tapi yang pasti di depan Yang Maha Kuasa kelak. Hal ini membuat mereka selalu mawas diri dengan segala perilakunya. Hmm…semoga hal ini bener-bener jadi perhatian para pejabat dan keluarganya karena jaman sekarang dunia memang sudah banyak terbolak-balik.

Akhirnya itu jadi bahan pembelajaran bagiku, bahwa harus selalu rendah hati dan gak over acting dalam kondisi apapun. Karena orang yang over acting pasti gak akan disukai oleh banyak orang. Satu contoh si istri pejabat itu, kalo sudah tidak menjabat lagi apa bisa melakukan hal berlebihan itu lagi. Wallahu a’alam bishawab….