Sabtu, 19 Januari 2008

Pengen Kaya..??!! Gimana Caranya..???

Aku yakin seratus persen deh, hampir setiap orang pengen kaya. Pertengahan Desember tahun lalu aku ngikutin seminar yang ngebahas hal di atas dengan pembicara konsultan keuangan tingkat nasional yg udah beken banget yaitu SAFIR SENDUK. Temanya adalah "Siapa Bilang jadi Karyawan Gak Bisa Kaya". Walopun sebenernya sih aku sekarang bukan karyawan lagi tapi mantan karyawan.
Ceritanya di seminar itu ngebahas gimana kita memanage penghasilan dengan baik dan benar.

Sebenernya orang yang gimana sih yang bisa dikatakan dia kaya? Apakah punya penghasilan tinggi, apa punya rumah bagus dan mewah, punya mobil mewah keluaran terbaru, berpenampilan perlente atau modis dengan barang2 mahal dan branded? Atau punya tabungan uang yang sangat banyak? Sebagian orang merasa kerja bertahun-tahun tapi belum juga merasa kaya dan sejahtera. Ada yang bilang kalo mau jadi kaya jangan jadi karyawan, jadilah pengusaha. Tapi tahu gak walopun udah jadi pengusaha belum tentu dia kaya. (Walopun berdasarkan pengalaman sih...penghasilan sebagai pengusaha memang jauh lebih besar dari pada jadi karyawan, tapi kadang juga bisa jauh di bawah gaji karyawan tergantung kondisi dan kerja dari usaha kita. Nilainya bisa gak terbatas bisa tinggi tapi bisa juga rendah dan sifatnya fluktuatif, gak kayak karyawan yang nilainya continue per bulannya) Jadi kenapa pengusaha yang penghasilannya bisa selangit belum tentu bisa dikatakan kaya...??? Jawabnya adalah karena yang namanya kekayaan itu bukan dilihat dari penghasilannya. Berapapun tingginya penghasilan orang tapi kalo dia punya pengeluaran yang juga tinggi artinya dia belum menerapkan pola keuangan orang kaya. Orang itu membelanjakan sebagian besar penghasilannya untuk barang konsumtif. Barang konsumtif itu apa aja? Jawabnya adalah kebutuhan hidup sehari-hari, makan, minum, pakaian, bayar rekening listrik, telp, pulsa Hp, bensin, biaya dokter bila sakit, beli kendaraan, beli barang2 elektronik, etc. Nah orang yang punya pengeluaran konsumtif yang sama besar dengan penghasilannya dikatakan orang dengan pola keuangan miskin.

Jadi gimana caranya menerapkan pola keuangan orang kaya biar bisa dikatakan kaya? Ada beberapa kiat yang bisa kita laksanakan, yaitu :

1.BELI DAN MILIKI SEBANYAK MUNGKIN HARTA PRODUKTIF
Nah, karena untuk jadi kaya, makmur dan sejahtera adalah dengan sebanyak mungkin punya harta produktif maka yaa banyakin belanja buat beli dan miliki harta produktif. Hm...harta produktif itu apa aja sichhh?? Ada 4 macam harta produktif,
Pertama : Produk Keuangan (Tabungan, deposito, asuransi, reksadana, unitlink, saham,dll.
Kedua : Bisnis (warung, toko, rumah makan, rental VCD, rental komputer,etc)
Ketiga : Property (rumah, ruko,kos-kosan, tanah)
Keempat : Barang Ciptaan (buku, kaset, atau barang dengan royalti)

2. MENGATUR PENGELUARAN
Pengeluaran kita (apalagi yang tinggal di kota besar) biasanya sangat besar, bukan dilihat dari angkanya aja tapi juga dari jumlah pos-pos pengeluarannya. Saking besar dan banyak pengeluaran kita, banyak yang ngalamin defisit. Artinya pengeluaran lebih besar dari penghasilan. Bukan gak mungkin makin besar pemasukan makin besar juga defisitnya. Biasanya sifat sebagai manusia, bila punya penghasilan yang meningkat akan meningkat pula gaya hidupnya, dan pengeluaran pun ikutan naik. Akhirnya jadi "mantab" alias makan tabungan buat nutupin pengeluaran. Agar kita gak bakal defisit harus mengatur keuangan dengan bijaksana, caranya :
a. Bedakan kebutuhan dengan keinginan.
b. Lakukan Prioritas
Kita bisa mengatur prioritas pos2 pengeluaran misalnya :
Prioritas pertama, Cicilan hutang 30%
Prioritas kedua, Tabungan dan investasi 10%
Prioritas ketiga, Premi asuransi 10%
Prioritas keempat, Biaya hidup 50%
c. Hemat
Seringnya perempuan atau ibu2 sebagai direktur keuangan keluarga rada susah buat berhemat apalagi kalo pas belanja ke mall liat begitu banyak tawaran discount dan sale (termasuk aku. Ihh..ngaku deh!!) bahkan aku pernah denger anekdot pada saat ikut seminar oleh salah satu dokter ahli bedah syaraf Indonesia. Katanya pada saat sang dokter membedah kepala orang, ternyata isi otak perempuan itu adalah shoping, shoping, shoping, dan shoping. sedangkan isi kepala laki-laki adalah sex, sex, sex, dan sex. (bukannya nuduh lho....tapi iya kan...??? hayo ngaku...hahahaha). Nah buat ngendaliin tawaran sale dan discount itu coba lihat di postinganku sebelum ini di "Discount and Sale !! (hemat atau boros???)"

3.SIAPKAN MASA DEPAN
Banyak yang bilang masa depan adalah misteri. Sebenernya bisa jadi bukan misteri kalo kita dapat nyiapin masa depan dari sekarang. Salah satu caranya dengan nyiapin dana buat bayar pos2 pengeluaran besar kita di masa mendatang, misalnya:
a. Pendidikan anak (asuransi atau tabungan pendidikan)
b. Hari tua (Jamsostek, dana pensiun, investasi)
c. Rumah, kendaraan, barang-barang lainnya
d. Bisnis (kebun, kos-kosan, toko)
e. Liburan dan perjalanan ibadah (jalan-jalan keluar kota atau bahkan keluar negeri, ibadah haji)

4. HUTANG
Kita harus pintar-pintar dalam berhutang. Usahakan untuk hanya punya hutang produktif (hutang usaha). Tapi kalo mendesak boleh juga punya hutang konsumtif (untuk beli barang2 konsumtif). Nah, buat hutang yang konsumtif ini ada kiatnya. Bila kita punya uang cash dan pengen beli barang yang nilainya bisa turun mending beli cash. Tapi kao gak punya uang cash, boleh hutang barang yang nilainya turun bila emang bener2 butuh banget. selain kiat tadi ada lagi yang lainnya. Yaitu:
a. Bila ingin berhutang : pilih dengan siapa akan berhutang, ambil cicilan yang sesuai penghasilan max 30%, perhatikan prosedur pembayaran hutangnya.
b. bila sudah berhutang : liat lagi kemampuan dalam bayar cicilan (kalo udah 30% dr penghasilan jangan ambil lagi), Jalin hubungan dengan pemberi hutang, kadang gak apa2 kalo kita GLTL alias gali lobang tutup lobang (pindah kreditur) asal bunga lebih kecil, kreditur lebih lunak, atau ....emang kepepet, hehehe...

Dari pembahasan diatas bisa kita simpulkan bahwa orang kaya adalah orang yang bisa ngatur pengeluarannya dengan baik. Kalo dia boros, itu bukan kaya, tapi orang yang pengen terlihat kaya dengan barang-barang yang dimilikinya.
Apakah anda termasuk orang kaya? atau orang miskin? (Sekarang aku lagi berusaha menerapkan pola orang kaya soalnya masih ngerasa belom kaya siih...tapi jujur aja....rada susah juga. Mungkin kalo emang bener2 niat banget gak akan ngerasa susah kali yaaa...??!!)

Kamis, 10 Januari 2008

DISCOUNT AND SALE !! (Hemat atau boros???)


Di sepanjang tahun banyak peringatan2 atau hari raya tertentu yang dipakai sebagai moment dalam memberikan program Sale atau discount oleh penjual atau toko kepada para pembeli. Ini merupakan salah satu trik marketing buat narik pembeli agar lebih banyak belanja di toko tersebut. Nah, sebagian orang gampang terpancing dg rayuan Sale atau Discount tersebut (termasuk gw niih....masih suka ijo matanya kalo ngeliat tulisan Sale atau Discount gedhe2 di Mall). Banyak yang terpengaruh dengan program sale atau discount akhirnya jadi lapar mata pengen beli, beli dan beli. Jadi lupa apakah barang itu merupakan kebutuhan apa keinginan (kebanyakan merupakan keinginan....alasannya mumpung discount !! termasuk gw lagiii...iihh, ngaku deh). Akibatnya pengeluaran jadi bengkak karena belanja melebihi budget yang udah direncanakan. Okey, gak bisa kita pungkiri kita selalu mendapat godaan discount atau sale program dimana-mana, maka perlu kita ketahui kiat2 dlm menghadapi program tersebut dan berhitung agar kita gak terjebak dengan godaan yang bikin kantong jebol.

Sebenernya discount atau sale (harga obral) itu ada beberapa macem, yaitu :
1. Discount tunggal, artinya barang hanya didiscount sebesar nilai yang tertulis di program yang lagi berlaku, misalnya Disc. 20 % artinya harga barang dapat potongan senilai 20% dari harga asli barang tersebut sebelum disc. Ambil contoh: Jam tangan seharga Rp. 1 juta didisc. 20% artinya pembeli mendapat potongan harga Rp. 1 jt x 20% = Rp. 200 rb. Jadi pembeli hanya membayar Rp. 1 jt - 200 rb = Rp. 800 rb.

2. Discount Ganda, artinya barang yang dijual mendapat potongan harga lebih dari satu kali. Misalnya discount 20% + 10%. Ini jangan dikelirukan dengan total disc. 20% + 10%= 30%, karena total discount yang sesungguhnya adalah : misal A= harga sebelum discount, B= A-20%, C= B-10%. Jika A = Rp 100.000,- maka B= Rp 100.000,00 - 20%= Rp 80.000,00 dan C= Rp. 80.000,00 - 10% = Rp. 72.000,00. Artinya total discount : Rp. 100.000,00 - 72.000,00= Rp. 28.000,00 atau Rp. 28.000,00/100.000,00x 100%= 28%.

3. Discount Bersyarat, artinya pembeli mendapat potongan harga pada barang tertentu asal belanja mencapai nilai tertentu. Misalnya pembeli dapat membeli gula seharga Rp. 4000,00/kg bila sudah belanja senilai minimal Rp. 100.000,00. Bila tidak dapat memenuhi syarat belanja minimal tersebut, pembeli hanya bisa beli gula dengan harga normal misalnya Rp. 7.000,00/kg. Gimana ngitung real discountnya? Gampang !! Total belanja senilai Rp. 100.000,00 + harga gula normal dikurangi Total belanja senilai Rp. 100.000,00 + harga gula disc. yaitu : (Rp. 100.000,00 + 7.000,00) - (Rp. 100.000,00 + 4.000,00) = Rp. 107.000,00 - 104.000,00= Rp. 3.000,00 atau Rp. 3.000,00/107.000,00 x 100%= 2,8% (ternyata kecil banget discountnya yaa..???)

Masalah nilai discount udah dibahas di atas, sekarang perlu kita ketahui kualitas barang yang di discount atau diobral. Biasanya penjual memberi program itu karena barang tersebut ada sedikit cacat (kadang harus jeli dan teliti buat cari cacatnya), atau sudah kotor, atau cuci gudang karena sdh gak lengkap lagi nomor ukurannya. Kita mesti pintar2 menghadapi program sale barang ini agar gak nyesel di kemudian hari karena kualitas barang yang rendah. Atau mungkin juga kualitas barangnya tetep bagus bila program sale ini berlaku massal artinya semua item produk mendapat discount tertentu. Ini kita bisa dapat produk kualitas bagus dengan potongan harga. (bisa jadi pilihan bila cari program discount).

Kadang ada juga penjual yang menaikkan harga dulu dari harga normal kemudian baru diberikan discount yang besar buat narik pembeli. Nah ini kita mesti bisa ingat2 harga sebelum ada program discount agar gak tertipu dg program ini.

Discount 50% gak sama dengan beli satu dapat dua. Ini hampir serupa tapi sebenernya gak sama. Maksudnya gimana? Maksudnya, kalo kita beli barang dengan discount 50% artinya kita beli dengan potongan harga 50%, nah kalo kita beli satu dapat dua sebenernya kita membeli 2 barang dengan discount 50%. Sebenernya kita dibawa oleh penjual agar kita belanja lebih banyak. Maksudnya gimana lagi?? Kita harus pintar milih program discount model gini, karena sebenernya kalo dihitung lebih untung penjual bila melakukan program discount beli satu dapat dua. Pembeli diharuskan beli dua barang yang setara dengan 2 x barang yg didiscount 50%. Kalo kita beli barang yang didiscount 50% aja tanpa syarat tertentu artinya kita boleh saja hanya beli 1 bh produk tersebut. Jadi duit yang kita keluarin lebih sedikit. (Tapi kalo emang perlu lebih dari satu barang tersebut yaa...syah2 aja kalo milih program ini)

Okey, semua udah kita bahas tentang program sale dan discount. Tergantung anda....apakah tetep lapar mata bila ada program itu....atau bisa lebih mengendalikan hawa nafsu belanja biar isi dompet gak terkuras habis alias boros. (jujur...gw masih belajar buat berhemat dan gak gampang terpancing)