Senin, 11 Januari 2010

Makanya Penjara Disebut "Hotel Prodeo"

Kemarin sore sempet lihat berita di TV walopun cuman sekilas. Diterangkan di berita itu bahwa lagi meliput sidak di penjara tempat "A" yg asli Lampung dan terkena kasus korupsi beberapa waktu lalu.

Duuhh...jadi heran plus geleng2 kepala begitu ngeliat kondisi penjaranya. Bener2 jauh dari kondisi penjara2 yg biasanya buat kriminal lain. Masak penjara koq ada AC, TV, kulkas, sofa, meja kerja, mesin fax, dll. Pokoknya segala fasilitas kenyamanan buat penghuni ruang penjara itu deh..mirip hotel aja. Mungkin buat nyesuaikan dg istilah "hotel" prodeo kali yaaa..

Memprihatinkan. Gimana enggak, org dipenjara itu sebagai hukuman atas tindakan kriminal yg udah dilakukannya agar jera bin kapok gak ngelakuin lagi tindakan negatifnya. Lha kalo ternyata di penjara dia tetep hidup nyaman dg segala fasilitas spt hidup di luar penjara (paling kurang dikit krn gak bisa bebas pergi2 aja) gimana dia bisa jd jera? Malah bisa tetep perawatan tubuh misalnya menicure, pedicure, creambath, luluran, perawatan muka dg memanggil kapster salon langganan datang ke penjara. Yang gampang diduga menu makannya pun special klas restoran atau hotel selama dia tinggal di penjara. Bahkan diapun tetep bisa menjalankan bisnisnya krn sdh tersedia fasilitas utk itu.


Ck..ck..spt apa gambar hukum di Indonesia. Korupsi gimana bisa lenyap dr muka bumib Indonesia klo spt itu. Udah pasti si napi gak mungkin dapetin fasilitas itu semua tanpa adanya kongkalingkong dg aparat hukumnya. Seperti lingkaran setan, Napi ditangkap krn kasus penyuapan, kemudian menyuap lagi aparat hukum yg korup agar dpt fasilitas kenyamanan. Artinya dr pelaku kriminal dg oknum aparat hukum masih tjd transaksi korupsi...weleh..weleh..gimana mutus rantainya kalo masih tjd hubungan simbiosis mutualisme, sama2 enaknya.

Bandingkan dengan napi yang dipenjara krn kasus pencurian 2 bh semangka yg sebenernya semanka afkir yg dibuang pemiliknya. Napi ini ditaruh di penjara dingin dg segala ketidaknyamanan yg dirasakannya. Sungguh sangat bertolak belakang dg kisah napi "A" di atas. Sementara dosa/kesalahannya pun juga sgt jauh bedanya. "A" yg dosanya besar dpt kenyamanan yg tinggi, sementara pencuri semangka dg dosa jauh lebih ringan dpt ketidaknyamanan.

Potret hukum di Indonesia yg msh memprihatinkan. Alhirnya kita hanya bisa mengurut dada dan beharap semoga hukum di Indonesia segera tegak dan berdoa semoga Indonesia segera mendapat hidayah agar segera sadar dan taubat. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please leave me the comment...